Jumat, 18 Maret 2011

bab 3 Manusia dan penderitaan

nama : Muhammad Adhi Nugroho
npm : 14110621
kelas : 1ka33
dosen : Ninuk Sekarsari



Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita, derita berasal dari bahasa sansekerta, dhra yang berarti menahan atau menanggung. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa indonesia derita artinya menanggung (merasakan) sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.

Penderitan termasuk realitas dunia dan manusia. Itenitas penderitaan bertingkat – tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya itensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bengkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Siksaan
Penderitaan biasanya disebabkan oleh siksaan, Siksaan biasa dirasakan pada badah atau jasmani, dan juga dapat berupa siksaan jiwa atau rohani.
Masalah siksaan jiwa atau rohani (psikis) yang akan diuraikan dalam Ilmu Budaya Dasar, antara lain :
Kebimbangan
Kebimbangan pasti akan dialami ketika seseorang dihadapkan oleh dua pilihan yang penting yang ia tidak dapat menentukan pilihan yang mana yang akan diambil.
Kesepian
Kesepian dialami seseorang berupa rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, hal ini akan terus ia rasakan walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Ini yang perlu dianalisa pertama kali. Perbedaan antara kesepian dengan kesendirian. Kesepian itu perasaan sepi. Sendirian itu ketika seseorang dalam keadaan sendiri. Kesepian bisa berarti seperti “ayam kelaparan di lumbung padi”. Banyak orang di sekitarnya tetapi tetap merasa sepi. Sedangkan sendirian dalam keadaan sendiri, tetapi tidak merasa sepi.
Ketakutan
Ketakutan (fobia) adalah kecemasan yang luar biasa, terus menerus dan tidak realistis, sebagai respon terhadap keadaan eksternal tertentu. Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti.
Kekalutan Mental
Secara sederhana, kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan/psikis akibat ketidakmampuan seseorang dalam mengatasi persoalan hidup yang harus dijalaninya. Sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental yaitu :
Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Pemahaman yang salah sehingga memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial (overacting) dan juga sebaliknya terlalu rendah diri (underacting).
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmana maupun rohani
Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Penderitaan & Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderiataan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusai itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yg mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan tersebut.

contoh kasus
detik surabaya
Surabaya - Redaksi Koran Berita Kota membantah keterlibatan wartawannya atas kabar hilangnya istri dan anak dari Andi Manurung. Tak ada wartawan Berita Kota yang menjanjikan Andi untuk mengobatkan anaknya yang tak bertempurung kepala itu ke RSU dr Soetomo, Surabaya.

"Pak Andi memang pernah datang ke kantor kami pada 8 Februari lalu," kata Redaktur Pelaksana (Redpel), Tatang, saat dihubungi detiksurabaya.com, Kamis (17/2/2011).

Saat itu memang Andi menceritakan semua keluh kesahnya mengenai
ketidakberdayaannya atas permasalahan anaknya yang tidak mempunyai tempurung
kepala. Kesedihan dan penderitaan anak Andi bahkan sempat menjadi Head Line di
Berita Kota. Para karyawan Berita Kota juga secara sukarela mengumpulkan uang
sumbangan untuk penderitaan Arjuna Trisakti yang baru berumur 14 bulan.

"Saat itu terkumpul uang sumbangan sekitar Rp 2 juta," tambah Tatang.

Tatang sendiri kaget saat mendapat laporan tentang adanya kabar keterlibatan
wartawan Berita Kota atas hilangnya anak dan istri Andi. Pasalnya, berita itu berbanding terbalik dengan pernyataan Andi yang pernah mengatakan bahwa anak dan istrinya hilang karena diajak sebuah LSM untuk berobat ke Surabaya.

"Saat anak dan istrinya hilang, Andi pernah menelepon jika anak dan istrinya diajak sebuah LSM ke Surabaya," tandas Tatang.

Sebelumnya diberitakan jika Andi Manurung mengaku kehilangan anak dan istrinya
selama seminggu. Dari kabar yang diterimanya, Andi mengaku mendapat informasi
bahwa ada salah satu wartawan dari media di Jakarta yang bersedia membantu
pengobatan anaknya di RSU dr Soetomo, Surabaya.

Merasa anaknya ada di Surabaya, Andi menyusulnya. Ternyata dugaannya salah. Setelah dicek, tidak ada nama Arjuna Trisakti di daftar pasien RSU dr Soetomo.

opini
menurut saya apa yang telah dicipatakan oleh Allah itu adalah sebuah masalah yang harus dipecahkan oleh manusia, sehingga manusia tersebut bisa saling memahami apa masalah yang diterima nya
seperti contoh diatas, selayaknya orang yang sedang membutuhkan biaya agar di buatkan tempurung buatan, namun justru penipuan oleh oknum wartawan lah sehingga penderitaan dari orang tua yang anaknya tidak memiliki tempurung makin bertambah
dan bukan malah menringankan penderitaan nya
 
layout made by Hania Alifa Adzhani - Beetwen Leisure and Jobless