Peran pemuda dalam melestarikan bahasa Indonesia menjadikan bahasa
sebagai “benang merah”. Sebagai sarana pemersatu bagi
bangsa Indonesia menghadapi dan hidup berdampingan dengan damai di
lingkungan dunia yang penuh dengan globalisasi, dengan tetap berpegang
teguh pada nasionalisme bahasa Indonesia. Jadi penggunaan Bahasa Asing
yang identik dengan bahasa globlisasi dapat dipersatukan dengan Bahasa
Indonesia sebagai perwakilan nasionalisme bangsa Indonesia. Karena bila
dikaitkan antara keduanya ada hubungan saling keterkaitan dan saling
menguntungkan
Di tengah derasnya arus globalisasi, eksistensi bahasa indonesia sebagai bahasa tanah air perlahan-lahan mulai terancam. Jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara indonesia. Hal ini sebagai,langkah preventif sejak dini. Pengaruh yang begitu besar yang diberikan oleh negar-negara lain dimana batas negara sudah tak dapat dipastikan.
Kecendrungan global harus dibalik menjadi kekuatan dan kecendrungan glokal. Globalisasi harus disikapi menjadi glokalisasi dalam konteks perkembangan dan pengmebangan bahasa. Sejatinya, banyak nilai lokal yang dapat digali dari kultur lokal.
Membangun sikap berbahasa yang baik iniliah yang menjadi fokus utama Tanpa sikap berbahasa yang baik dan benar dan rasa nasionalisme yang mengakar, mustahil bahasa Indonesia dapat bertahan dalam arus globalisasi. Bahasa Indonesia yang tidak baik, niscaya menjadi ancaman sekaligus prevoir (pengingat) bagi budaya dan masyarakat Indonesia yang tidak kukuh pula.
Di tengah derasnya arus globalisasi, eksistensi bahasa indonesia sebagai bahasa tanah air perlahan-lahan mulai terancam. Jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara indonesia. Hal ini sebagai,langkah preventif sejak dini. Pengaruh yang begitu besar yang diberikan oleh negar-negara lain dimana batas negara sudah tak dapat dipastikan.
Kecendrungan global harus dibalik menjadi kekuatan dan kecendrungan glokal. Globalisasi harus disikapi menjadi glokalisasi dalam konteks perkembangan dan pengmebangan bahasa. Sejatinya, banyak nilai lokal yang dapat digali dari kultur lokal.
Membangun sikap berbahasa yang baik iniliah yang menjadi fokus utama Tanpa sikap berbahasa yang baik dan benar dan rasa nasionalisme yang mengakar, mustahil bahasa Indonesia dapat bertahan dalam arus globalisasi. Bahasa Indonesia yang tidak baik, niscaya menjadi ancaman sekaligus prevoir (pengingat) bagi budaya dan masyarakat Indonesia yang tidak kukuh pula.
Kita
Sebagai generasi muda, sudah seharusnya berpartisipasi aktif pada
pembangunan kota, khususnya dalam bidang budaya. Partisipasi tersebut
dapat dilakukan melalui para generasi muda yang mempunyai kemauan,
kemampuan, dan harapan yang besar untuk membangun suatu daerah lebih
baik lagi dan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk
bersama-sama meningkatkan potensi yang ada di suatu daerah. Potensi
yang dimiliki setiap daerah di Indonesia sangatlah besar karena
begitu banyak budaya, kesenian, suku, ras, bahasa, agama, dan
kepercayaan yang ada di Indonesia. Hal tersebut tentu bukanlah
menjadi penghambat untuk kita karena begitu banyaknya perbedaan,
namun sebaliknya perbedaan tersebut tentu akan menjadi kekuatan dan
kelebihan yang dimiliki Indonesia seperti pada semboyan Bhineka
Tunggal Ika, yaitu berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap sebagai
satu kesatuan.
Generasi muda sebagai elemen yang sangat penting dan tidak bisa
digantikan dengan apapun dalam melestarikan kebudayaan yang ada di
Indonesia dan sekaligus berkontribusi sangat besar dalam pembangunan
bangsa dan negara Indonesia. Saya sebagai salah satu mahasiswa dari
Purwokerto menyadari ketika mendapatkan Djarum Beasiswa Plus dan
menjadi Beswan Djarum bertemu dengan berbagai teman-teman Beswan dari
berbagai penjuru negeri yang memiliki budaya, agama, ras, dan bahasa
yang berbeda-beda membuat diri saya menjadi lebih mengetahui akan
makna perbedaan tersebut dapat menjadi kekuatan dan nilai hidup yang
berharga. Perbedaan tersebut membuat saya mendapatkan informasi,
pelajaran, dan pengalaman baru ketika bertemu dengan teman-teman
Beswan dari daerah lain yang memiliki budaya yang berbeda. Perbedaan
itulah yang membuat kami lebih mengetahui, memahami, dan menghormati
satu sama lain.
Permasalahan terhadap masyarakat saat ini yang belum mengetahui,
memahami, menguasai, dan mengkomunikasikan budaya lokal perlu suatu
cara untuk dapat mengarahkan itu semua. Disinilah peran generasi muda
di lingkungan tempat mereka tinggal untuk bersama-sama mengarahkan
itu semua melalui pelestarian kebudayaan, salah satunya dengan ikut
serta langsung dalam acara festival budaya di daerah masing-masing
agar dapat mengenal dan mencintai kebudayaan yang ada di Indonesia
sejak dini. Hal inilah yang membuktikan bahwa di pundak pemudalah
masa depan pembangunan bangsa dan negara Indonesia, karena pada diri
generasi muda tersimpan potensi yang besar dan memiliki daya
kreatifitas yang tidak terbatas untuk kesuksesan suatu pembangunan.
Begitu juga dalam pelestarian budaya di suatu Negara. Kontribusi dan
apresiasi yang besar dari generasi muda sangat diperlukan karena
generasi muda sebagai tenaga-tenaga professional yang energik,
kreatif, dan inovatif.
Pemberdayaan generasi muda sebagai frontliner untuk melestarikan
kebudayaan bangsa Indonesia ini sangat dibutuhkan sebagai upaya
mempercepat kemajuan untuk dunia industri budaya dan pariwisata
Indonesia di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar